Acehvoice.com | Banda Aceh - Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia,Prof. Bambang
Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D, meresmikan langsung mesin
fraksinasi nilam di Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala yang
merupakan bantuan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jumat
(28/02/2020).
Kegiatan tersebut turut dihadiri Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,
M.Eng selaku Rektor Universitas Syiah Kuala, Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), dan seluruh civitas akademika lingkungan
Universitas Syiah Kuala.
"Alat ini merubah minyak mentah menjadi minyak yg sudah
diproses dan memberikan apresiasi sebesar besarnya untuk Unsyiah yang tiada
hentinya memperhatikan inovasi utk meningkatkan nilai tambah minyak
nilam", ujar Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Bambang.
"Tentunya ini bukan hanya untuk civitas akademika
Unsyiah, tapi kegunaan mesin ini tentunya juga untuk masyarakat Aceh dan petani
nilam itu sendiri".
Menurut Bambang, "Fakta bahwa tanaman sederhana menjadi
komoditas yg begitu berharga merupakan berkat dari inovasi dari para peneliti
yg tentunya bermanfaat bagi rakyat Aceh".
"Harapannya semua nilam di Aceh bisa dinilai tambahkan,
dan petaninya bisa makin sejahtera", tambah beliau.
Selanjutnya beliau berharap "Agar Unsyiah dan BPPT juga
bisa pekerjasama dengan pengusaha kosmetik yang nantinya berbahan dasar nilam
dari Aceh ini", tutup Bambang.
Sementara Dr. Syaifullah Muhammad selaku ketua Atsiri
Research Center dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa "Mesin
fraksinasi untuk nilam selama ini hanya ada di Singapore. Dengan mesin ini kita
bisa memproduksi minyak nilai 24 ton pertahun, setara dengan 12 juta botol
parfum. Omset uangnya ialah 1,8 Triliun, alhamdulillah akhirnya ada di Unsyiah
berkat perjuangan kita bersama".[]