Langsung ke konten utama

Pudarkah Rasa Penghormatan Untuk Guru Di Matamu?


sumber foto; ide GURU Akademi

Dari hati yang paling dalam, mewakili seluruh guru di negeri ini, meminta maaf kepada keluarga korban 8 siswa SMPN 1 Turi karena musibah terseret arus saat melakukan kegiatan pramuka yang gagas oleh guru dalam agenda susur Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada hari jumat lalu.

Mari kita mencoba menenang hati dan pikiran kita atas kejadian ini. Semua kejadian ada hikmah bagi setiap yang berIman. Mungkin guru bisa lalai, kedepan harus lebih perhatian lagi. Karena guru juga manusia biasa yang potensi dan kelemahan. Muslim yang baik memahami kehidupan yang Allah titipkan kepada manusia hanya sementara. Kita tidak bisa memprediksikan sampai kapan kehidupan ini berakhir, bisa cepat bisa lambat. Bisa muda bisa tua. Tinggal menunggu waktunya tiba. Kita hanya bisa berserah diri pada yang maha kuasa.

Setiap orang yang menggunakan jalan raya, dan setiap hari dijalan raya itu terjadi kecelakaan. Seandainya bisa menghindar dari kecelakaan hanya menginjak seekor semut sekalipun, semua orang akan menghindar. Di sungai juga seperti itu, seandainya ingin menghindar dari musibah tenggelam, seperti musibah siswa kemaren itu, saya yakin seandainya bisa, guru akan sekuat tenaga berusaha menjaga siswanya dari musibah tenggelam.

Kini Guru Ditangkap atas kelalaiannya. Saya mewakili ribuan guru, ingin menyampaikan kepada bapak-bapak polisi di sana. Walaupun mereka di hukum, tolong jaga kehormatan mereka. Jaga marwah mereka sebagai guru. Semua kita yakin tidak satupun guru di dunia berniat mencelakakan siswanya. Semua guru punya keterikatan emosional yang kuat, punya rasa cinta yang tidak akan pernah memudar kepada siswanya. Atau jangan-jangan negeri ini tidak bisa lagi menghargai guru, seperti di negeri orang. Apakah cinta dan penghargaan kepada guru-guru sudah mulai memudar Dimatamu?.

Hari ini kami guru merasa sedih dan kecewa. Saat membaca berita dengan gambar yang sangat tidak bisa kami terima. Hati kami guru tersakiti, melihat guru di iring dengan pakaian narapidana, pakaian seragam penjara, rambutnya di gundulkan. Mereka bukan koruptor, bukan teroris, bukan penjahat. Mereka tetap akan menjadi guru walau di balik sel tahanan seumur hidupnya. Kami tidak mau negeri ini mulai memudar menghargai dan menghormati orang mengajarkan kebaikan didalam kelas hampir setiap hari kepada  anak negeri ini. Pudarkah rasa itu? Jangan salahkan kami guru, bila rasa penghormatan kami kepada penegak hukum negara ini mulai memudar juga. Kamu yang berseragam penuh dengan bintang dan pangkat, jangan lupa seragammu itu ada jasa gurumu!. [E]


Penulis : Rizki Dasilva
Ketua Forum Guru Muhammadiyah Kab. Bireuen-Aceh

Postingan populer dari blog ini

Kasus Pasien Meninggal Karena Salah Suntik, 2 Perawat di Aceh Barat Penjara 2 Tahun

Acehvoice.com | Meulaboh - Dua perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, divonis masing-masing 2 tahun penjara karena terbukti salah menyuntik pasien hingga meninggal dunia. Keduanya ialah Erwanty dan Desri Amelia Zulkifli. Dikutip dari situs resmi Pengadilan Meulaboh, Jumat (31/1/2020), kasus tersebut bermula saat korban Alfa Reza dibawa ke rumah sakit karena karena tertusuk kayu pada paha kiri sampai ke bokong. Dia masuk ke ruang IGD pada Jumat, 19 Oktober 2018. Sejam berselang, tim dokter melakukan tindakan operasi terhadap korban. Setelah selesai menjalani operasi, korban dipindahkan ke ruang perawatan anak. Dokter kemudian memerintahkan Erwanty, Desri, serta beberapa perawat yang bertugas jaga untuk memberikan obat kepada korban. Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, terdakwa Desri membuka buku rekam medis untuk melihat obat yang harus disuntikkan ke Reza. Dia melihat ketersediaan obat pada kotak obat Reza hanya satu. ...

Mawardi Ali : Kehadiran Lab Litbangkes Harap Dapat Mengembangkan Riset dan penelitian Bidang Kesehatan,

sumber: mediacenter Acehvoice.com | Aceh Besar -  Ir. H. Mawardi Ali hadiri peresmian Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh di Desa Bada Lambaro, Aceh Besar, Rabu, (26/02/2020). Dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya terhadap kementerian Kesehatan dan Balai kesehatan Aceh yang sudah Membangun Laboratorium penelitiannya di Aceh Besar. "Dengan terbangunnya Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh di Aceh Besar ini semoga terus dapat mengembangkan riset dan penelitian dalam bidang kesehatan dan bermanfaat bagi Masyarakat", ujar Mawardi Ali. "Seperti kita ketahui Bersama Laboratorium memaninkan peran penting dalam pendeteksian, penilaian, respons, pemberitahuan dan pemantauan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Laboratorium merupakan bagian mendasar untuk mendukung kegiatan program kesehatan mulai dari pengawasan, diganosis, pencegahan, pengobatan dan penelitian dan promosi kesehatan", Papar Mawar...