Langsung ke konten utama

Bantu Tangani Covid-19, PMI Kota Banda Aceh Siaga


Acehvoice.com | Banda Aceh -Wabah Covid-19 sudah sangat meresahkan dilevel mendunia, termasuk Indonesia dan tentu saja sampai ke Aceh. 

Sejumlah otoritas dalam negeri tengah mengantisipasi dampak penyebaran virus corona yang berasal dari China. Begitu juga Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh yang siaga dalam hal ini.

Penanganan wabah virus tersebut tidak bisa hanya mengharapkan pemerintah saja melalui kementrian kesehatan. 

Wabah tersebut harus ditangani bersama termasuk kepatuhan masyarakatnya, ujar Qamaruzzaman Hagny
Ketua PMI Kota Banda Aceh, kepada awak media, sabtu (21/03/2020).

Banyak pihak terlibat dalm urusan ini, salah satunya adalah PMI secara nasional dan PMI Banda Aceh untuk ibukota Provinsi Aceh. 

Secara nasional PMI telah mengimbau PMI se Indonesia untuk dapat terlibat dalam urusan siaga Covid-19 ini, lanjutnya.

PMI Banda Aceh siaga dalam urusan Covid-19 adalah sesuai kapasitas dan tugas PMI itu sendiri. Bila sesorang sudah positif covid, tentu ahli kesehatanlah yg menanganinya, bukan lagi PMI, tambahnya.

PMI Banda Aceh bersiaga dalam hal selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, BPBD supaya ada kesamaan sikap terlebih lagi adanya edaran Walikota Banda Aceh yg hrs disikapi bersama. 

"Dimana PMI Banda Aceh termasuk salah satu unsur tim siaga corona di di SK kan Walikota Banda Aceh", lanjut Bang Qamaruz.
PMI Banda Aceh juga menyiagakan personil yg terdiri dari Doktet serta relawan2 terlatih serta ambulan bila sewaktu - waktu diperlukan. 

“Dalam kasus Covid-19, PMI akan menjadi salah satu corong untuk memberikan edukasi dan informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).”

Perilaku hidup sehat itu antara lain mencuci tangan dengan sabun serta menerapkan etika ketika bersin atau batuk di masyarakat. “Itu adalah bentuk kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi Covid-19,”lanjutnya.

PMI Banda Aceh dgn kerjasama beberapa lembaga juga gencar mensosialisasikan aturan - aturan dalam menghadapi virus mematikan ini termasuk sosialisasi sosial distancing, hidup sehat serta tidak percaya berita yang tidak  jelas dan tidak menyebarkan info - info yg belum valid tentanh covid-19 ini. 

PMI juga mengimbau masyarakat rutin berdonor darah dan bisa langsung datang ke Unit Donor Darah PMI. 

Pasien yg butuh darah tidak bisa menunggu 14 hari atau virusnya lenyap, saat butuh transfusi, darah harus ada. 

Dengan kondisi ini PMI Banda Aceh bersiaga dengan cara mengundang masyarakat luas serta pegawai - pegawai kantor pemerintah, anggota TNI dan Polri untuk rutin berdonor darah.  

PMI Banda Aceh juga sedang bekerjasama dgn Universitas Terbuka dalam upaya sosialisasi pencegahan Covid-19.[]

Postingan populer dari blog ini

Kasus Pasien Meninggal Karena Salah Suntik, 2 Perawat di Aceh Barat Penjara 2 Tahun

Acehvoice.com | Meulaboh - Dua perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, divonis masing-masing 2 tahun penjara karena terbukti salah menyuntik pasien hingga meninggal dunia. Keduanya ialah Erwanty dan Desri Amelia Zulkifli. Dikutip dari situs resmi Pengadilan Meulaboh, Jumat (31/1/2020), kasus tersebut bermula saat korban Alfa Reza dibawa ke rumah sakit karena karena tertusuk kayu pada paha kiri sampai ke bokong. Dia masuk ke ruang IGD pada Jumat, 19 Oktober 2018. Sejam berselang, tim dokter melakukan tindakan operasi terhadap korban. Setelah selesai menjalani operasi, korban dipindahkan ke ruang perawatan anak. Dokter kemudian memerintahkan Erwanty, Desri, serta beberapa perawat yang bertugas jaga untuk memberikan obat kepada korban. Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, terdakwa Desri membuka buku rekam medis untuk melihat obat yang harus disuntikkan ke Reza. Dia melihat ketersediaan obat pada kotak obat Reza hanya satu. ...

Mawardi Ali : Kehadiran Lab Litbangkes Harap Dapat Mengembangkan Riset dan penelitian Bidang Kesehatan,

sumber: mediacenter Acehvoice.com | Aceh Besar -  Ir. H. Mawardi Ali hadiri peresmian Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh di Desa Bada Lambaro, Aceh Besar, Rabu, (26/02/2020). Dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya terhadap kementerian Kesehatan dan Balai kesehatan Aceh yang sudah Membangun Laboratorium penelitiannya di Aceh Besar. "Dengan terbangunnya Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh di Aceh Besar ini semoga terus dapat mengembangkan riset dan penelitian dalam bidang kesehatan dan bermanfaat bagi Masyarakat", ujar Mawardi Ali. "Seperti kita ketahui Bersama Laboratorium memaninkan peran penting dalam pendeteksian, penilaian, respons, pemberitahuan dan pemantauan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Laboratorium merupakan bagian mendasar untuk mendukung kegiatan program kesehatan mulai dari pengawasan, diganosis, pencegahan, pengobatan dan penelitian dan promosi kesehatan", Papar Mawar...