Langsung ke konten utama

Abdullah Puteh: Aceh Bangsa Modal, Sudah Sepatutnya Menjaga NKRI

Acehvoice.com I Bireuen - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Aceh, Dr. Ir. H. Abdullah Puteh. M.Si mengemukakan bahwa Aceh dalam sejarah kemerdekaan Indonesia bukan hanya sekedar daerah modal, tapi bangsa modal. Karena itu, Aceh berkewajiban menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari upaya-upaya jahat yang ingin merusaknya.

Hal tersebut disampaikan Abdullah Puteh saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Desa Geulanggang Kulam Kecamatan Juang, Kabupaten Bireuen, Kamis (25/6/2020). Acara ini diikuti oleh puluhan pemuda-pemudi dari berbagai desa dari kabupaten. Sebelum acara dimulai panitia turut membagikan masker kepada peserta sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

Selain Abdullah Puteh, pemateri lainnya dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di isi oleh Umar Banta Ali, S.Sos.I., M.Ag.

"Aceh, Bireuen secara khusus, adalah bangsa modal bagi NKRI. Sejarah telah mencatat bahwa saat Indonesia sudah ditundukkan kembali dalam Agresi Belanda II, ketika Ibukota Indonesia Yogyakarta sudah luluh lantak dikuasai Belanda, Aceh dengan gagahnya mengabarkan kepada dunia melalui Radio Rimba Raya bahwa Indonesia masih ada, tetap negara merdeka, masih utuh, dan tidak dikuasai Belanda. Karena ketangguhan rakyat Aceh menghalau tentara Belanda masuk ke Aceh, maka saat itu Ibukota Indonesia pun dipindahkan ke Bireuen, Kota Juang," ujar Abdullah Puteh.

Mantan Gubernur Aceh itu juga mengupas histori lain dibalik sumbangsih rakyat Aceh kepada Republik Indonesia. Hal lain yang menjadi sumbangan spektakuler rakyat Aceh kepada bangsa Indonesia adalah dengan menyumbangkan dua pesawat kepada Pemerintah Indonesia, sehingga dengannya Presiden RI pertama, Soekarno bisa mendarat ke berbagai negara dalam upaya memantapkan dukungan internasional terhadap negeri ini.

"Karena itu, Aceh bukan hanya sekedar daerah modal, tapi bangsa pemodal. Saat Indonesia tidak mampu berbuat apa-apa, tapi Aceh masih tetap kokoh, rakyatnya masih kaya-kaya. Hal ini dilihat langsung oleh Soekarno saat berkunjung ke Aceh, dimana Presiden pertama RI itu melihat perempuan-perempuan Aceh memakai berbagai perhiasan emasnya sehingga Soekarno memohon agar rakyat Aceh menyumbangkan emasnya untuk dibelikan pesawat dalam mempermudah perjuangan Indonesia," paparnya.

Pentingnya Memahami Nilai-nilai Pancasila

Dalam kesempatan tersebut, Senator asal Aceh Abdullah Puteh juga memaparkan substansi dari Empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila  Sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara, NKRI Sebagai Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara.

"Sosialisasi Ideologi Kebangsaan bukanlah barang baru. Karena itu Pancasila yang disepakati oleh para pendiri bangsa kita dulunya, bahwa Pancasila itu amar ma'ruf nahi mungkar, melarang yang tidak benar dan memerintahkan yang kebajikan. Semua butir-butir Pancasila yang disepakti adalah yang baik-baik," ucapnya.

Karena itu, Abdullah Puteh mengajak semua komponen bangsa, terutama generasi muda agar tidak hanya sekedar mengafal butir-butir Pancasila, tapi bagaimana diresapi, direnungkan, dan selanjutnya diamalkan untuk kebaikan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia. "Makanya sangat penting memahami Pancasila secara utuh sebagai pedoman hidup berbangsa dan mengamalkannya demi keutuhan, kebaikan dan kemajuan Indonesia," pungkas Puteh. []

Postingan populer dari blog ini

Kasus Pasien Meninggal Karena Salah Suntik, 2 Perawat di Aceh Barat Penjara 2 Tahun

Acehvoice.com | Meulaboh - Dua perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, divonis masing-masing 2 tahun penjara karena terbukti salah menyuntik pasien hingga meninggal dunia. Keduanya ialah Erwanty dan Desri Amelia Zulkifli. Dikutip dari situs resmi Pengadilan Meulaboh, Jumat (31/1/2020), kasus tersebut bermula saat korban Alfa Reza dibawa ke rumah sakit karena karena tertusuk kayu pada paha kiri sampai ke bokong. Dia masuk ke ruang IGD pada Jumat, 19 Oktober 2018. Sejam berselang, tim dokter melakukan tindakan operasi terhadap korban. Setelah selesai menjalani operasi, korban dipindahkan ke ruang perawatan anak. Dokter kemudian memerintahkan Erwanty, Desri, serta beberapa perawat yang bertugas jaga untuk memberikan obat kepada korban. Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, terdakwa Desri membuka buku rekam medis untuk melihat obat yang harus disuntikkan ke Reza. Dia melihat ketersediaan obat pada kotak obat Reza hanya satu. ...

Mawardi Ali : Kehadiran Lab Litbangkes Harap Dapat Mengembangkan Riset dan penelitian Bidang Kesehatan,

sumber: mediacenter Acehvoice.com | Aceh Besar -  Ir. H. Mawardi Ali hadiri peresmian Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh di Desa Bada Lambaro, Aceh Besar, Rabu, (26/02/2020). Dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya terhadap kementerian Kesehatan dan Balai kesehatan Aceh yang sudah Membangun Laboratorium penelitiannya di Aceh Besar. "Dengan terbangunnya Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh di Aceh Besar ini semoga terus dapat mengembangkan riset dan penelitian dalam bidang kesehatan dan bermanfaat bagi Masyarakat", ujar Mawardi Ali. "Seperti kita ketahui Bersama Laboratorium memaninkan peran penting dalam pendeteksian, penilaian, respons, pemberitahuan dan pemantauan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Laboratorium merupakan bagian mendasar untuk mendukung kegiatan program kesehatan mulai dari pengawasan, diganosis, pencegahan, pengobatan dan penelitian dan promosi kesehatan", Papar Mawar...